Pemberdayaan Masyarakat Pasca Konflik Melalui Pembangunan Sarana Pendidikan

Pelaksanaan kegiatan pembangunan dicanangkan  dimulai dari tanggal 01
September s/d 31 November 2013 yang pada proses sebelumnya  diawali dengan survey dan identifikasi kebutuhan masyarakat. Dari hail survey di lapangan, keberadaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai bagi kedua dusun tersebut mutlak sangat dibutuhkan. Mengingat ketersediaan ruang kelas yang ada tidak bisa menampung jumlah siswa yang berniat sekolah. Akibatnya, kegiatan belajar mengajar selama ini banyak dilakukan di langgar maupun menumpang di rumah penduduk. Contoh, seperti yang kita lihat di Dusun Gedding Laok, Ruang kelas MI yang tersedia hanya bisa menampung siswa kelas 1 s/d 3, sedangkan untuk siswa kelas 4 s/d 6 terpaksa berkumpul dalam satu langgar tanpa dibatasi dengan sekat. Lebih memprihatinkan lagi, luas ruang kelas juga jauh dari standart, ukuran ruang kelas yang ada sangat kecil yakni berukuran 3x4 meter persegi. Hal yang serupa juga kita dapatkan di MI Raudlatul Islamiyah dusun Nang Kernang, selain menempati langgar, proses belajar mengajar juga numpang di emperan salah satu rumah warga yang berdekatan.

Oleh karena itu dengan adanya bantuan penambahan ruang kelas baru walaupun masih belum mampu memenuhi kebutuhan yang ada namun diharapkan dapat memperlancar proses belajar mengajar di madrasah.Lebih dari itu, keberedaan program ini diharapkan juga mampu meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti pentingnya pendidikan yang pada akhirnya nanti bisa memperluas pola pikir dalam diri masyarakat sendiri. Sekaligus juga bisa memantik kepedulian segenap pihak untuk turut serta meningkatkan kualitas pendidikan di dusun tertinggal bekas konflik ini.

Judul: Pemberdayaan Masyarakat Pasca Konflik Melalui Pembangunan Sarana Pendidikan
Ditulis oleh Lakpesdam NU Sampang
Rating Blog 5 dari 5